JAKARTA – Menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Monash University Indonesia menggebrak dengan meluncurkan Ariel Liebman RACE for 2030 Monash Indonesia PhD Program. Program ini jadi senjata baru untuk mendorong transisi energi bersih nasional demi mencapai target net zero emission tahun 2060.
Program yang diberi nama almarhum Profesor Ariel Liebman ini merupakan penghormatan atas jasanya dalam pengembangan energi bersih di Australia dan Indonesia, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
RACE (Reliable, Affordable, Clean Energy) for 2030 sendiri adalah pusat riset kerja sama asal Australia dengan nilai investasi Rp3,5 triliun yang fokus membedah sisi permintaan energi—area yang selama ini sering luput diperhatikan.
“Dalam momentum kemerdekaan, kami tegaskan komitmen mendukung transisi energi berkelanjutan lewat penelitian dan pengembangan talenta yang siap menghadapi masa depan,” tegas Prof. Matthew Nicholson, Pro Vice-Chancellor & President Monash University Indonesia.
Program ini hasil kolaborasi Monash, RACE for 2030, dan PLN, yang langsung membuka sembilan beasiswa penuh untuk warga negara Indonesia berprestasi di sektor energi. Tak hanya itu, peluncuran juga dihadiri 29 mahasiswa magister PLN yang sedang kuliah di Monash Indonesia.
Yusuf Didi Setiarto, Direktur Hukum dan Manajemen SDM PLN, menyebut kerja sama ini sebagai langkah strategis membangun kemandirian energi nasional. “Kami ingin mencetak agen perubahan di bidang energi bersih, dari peneliti, pembuat kebijakan, hingga pemimpin industri,” ujarnya.
Dengan fasilitas pendidikan berstandar internasional, Monash University Indonesia mengklaim siap jadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan Indonesia berdaulat energi, ramah lingkungan, dan siap menyongsong 2060 tanpa emisi karbon.
Komentar0