CTVINDONESIA, BANYUMAS - Pagi Sabtu (9/8/2025) di Desa Jurangbahas, Kecamatan Wangon, Banyumas, tak ada hingar-bingar lomba balap karung atau tarik tambang seperti biasanya.
Sebaliknya, suara sapu lidi, bunyi karung digesek tanah, dan derap langkah warga memenuhi jalan desa.
Sekitar 30 orang terdiri dari perangkat desa, pemuda, ibu rumah tangga, hingga perwakilan Komunitas Green International Resource (GIR) Group bersatu dalam aksi memungut sampah.
Kegiatan ini dimulai dari apel singkat di Balai Desa. Dari sana, warga menyebar ke titik-titik rawan sampah saluran air, tepi jalan, hingga area pemukiman.
Tak sekadar membersihkan, kegiatan ini juga membawa misi edukasi.
GIR atau Green International Resource Recycling Group memperkenalkan konsep ekonomi sirkular mengubah sampah menjadi sumber daya yang terus berputar dalam siklus pemanfaatan.
Plastik diolah jadi produk bernilai jual, sementara sampah organik diubah menjadi kompos untuk pertanian.
Menurut Akhmad Mudakir, perwakilan GIR Banyumas Raya, makna kemerdekaan tidak hanya sebatas mengenang sejarah.
“Kemerdekaan itu juga soal membebaskan lingkungan dari banjir, polusi, dan penyakit,” ujarnya.
Sementara Sekretaris Desa Jurangbahas, Suwono, menambahkan bahwa gotong royong membersihkan desa adalah bentuk perlawanan terhadap “penjajah” baru kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Bagi GIR, gerakan seperti ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan langkah strategis menghadapi tantangan perubahan iklim.
“Dengan ekonomi sirkular, desa tidak hanya bersih, tapi juga punya peluang menambah pendapatan,” tambah Mudakir.
Jurangbahas kini menjadi contoh bahwa perayaan kemerdekaan dapat menjadi momentum menggerakkan aksi lingkungan.
Dari memungut sampah, mengedukasi pemilahan, hingga membangun kesadaran kolektif semua demi mewujudkan kemerdekaan yang terasa nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Komentar0