74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Bapas Kelas II Purwokerto Bersama Pokmas Dewara Nusa Jaya Buka Rumah Suling Penghasil Minyak Sereh Wangi Di Desa Kedungrandu, Patikraja


Kepala Bapas Kelas II Pwt Edy Suwarno dan Camat Patikraja Widyo Satmoko Melihat Hasil Rumah Suling Penghasil Minyak Sereh Wangi Di Desa Kedungrandu Patikraja

BANYUMAS - Dalam rangka menghilangkan stigma negatif masyarakat terhadap para klien atau eks narapidana yang sudah bebas, Balai Pemasyarakatan (Bapas) kelas II Purwokerto bekerjasama dengan kelompok masyarakat (Pokmas) dalam hal ini PT. Dewara Nusa Jaya membuka rumah Suling penghasil minyak sereh wangi di Desa Kedungrandu, Patikraja, Senin (24/8/2020).

Rumah Suling itu dibuka dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada para klien (eks narapidana) untuk bisa mengembangkan potensi diri agar asimilasi dan integrasi di tengah-tengah masyarakat berjalan baik.

Mengingat Bapas mempunyai kewajiban membimbing dan mengawasi para klien selama asimilasi para klien tersebut, maka kerjasama dengan kelompok masyarakat (Pokmas) yang peduli terhadap klien sangat dibutuhkan.

Kepala Bapas kelas II Purwokerto Edy Suwarno menjelaskan, program pembukaan rumah Suling penghasil minyak sereh wangi itu sebetulnya sudah berjalan beberapa bulan.

"Program ini sudah berjalan beberapa bulan, tapi karena adanya covid 19 banyak asimilasi yang gagal,"terangnya kepada media seusai membuka rumah Suling itu.


Agar program asimilasi dan integrasi itu tidak gagal, kata Edy Suwarno, pihaknya meminta dukungan dari kelompok-kelompok masyarakat yang peduli untuk ikut membantu Bapas dalam membina dan mengawasi para klien tersebut.

"Kami mohon dukungan kepada masyarakat agar program asimilasi dan integrasi para klien berhasil, seperti dukungan hari ini dengan Pokmas PT. Dewara Nusa Jaya untuk membuka rumah suling, saya harap stigma negatif masyarakat terhadap klien bisa hilanglah,"ungkapnya.

Untuk rumah Suling tersebut lanjut Edy Suwarno, akan dipekerjakan 12 klien.

"Untuk tahap awal baru 12 klien, dan tahap berikutnya akan bertambah,"tuturnya.

Kenapa baru 12 klien yang diberi pelatihan di rumah suling, kata Edy Suwarno, karena pihaknya kesulitan untuk menghubungi klien karena mereka berada di rumahnya masing-masing.

"Memang kami kesulitan menghubungi mereka karena para klien ini sudah berada di rumahnya masing-masing, beda dengan warga binaan yang masih di lapas," tandasnya.

Sedangkan lahan yang digunakan untuk rumah suling di desa Kedungrandu itu, kata Edy Suwarno, menggunakan tanah milik Lapas seluas 3,6 hektar.

"Lahan seluas 3,6 hektar ini sudah lama terbengkalai, sehingga kami manfaatkan untuk program kemandirian Bapas,"imbuhnya.

Sementara Direktur PT. Dewara Nusa Jaya, Wahyu Baharudin mengatakan, untuk tahap awal, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada klien dan juga masyarakat sekitar.

"Tahap awal kita terus sosialisasi dan pelatihan kepada klien dan masyarakat sekitar," katanya.

Dan tahap berikutnya lanjut Wahyu Baharudin, rumah suling akan memproduksi 500 kilo rumput sereh menjadi minyak setiap harinya.

"Sementara produksi perharinya 500 kilo,"ungkapnya.


Terkait adanya keraguan-raguan dari warga sekitar dengan keberadaan rumah suling akan berdampak pada lingkungan, Wahyu Baharudin menyebutkan proses penyulingan minyak sereh wangi tidak merusak lingkungan.

"Prosesnya sederhana, rumput sereh dibakar dalam alat, kemudian air dan minyaknya mengalir ke kolam untuk didinginkan kemudian baru kemudian disaring lagi masuk ke penampungan. dan rumput yang sudah dibakar bisa digunakan lagi untuk pakan ternak setelah dikeringkan selama tiga hari. Jadi masyarakat sekitar tidak perlu khawatir tidak akan ada limbah sedikitpun,"pungkasnya.

Saat ini berdasarkan data dari Bapas Kelas II Purwokerto, jumlah klien yaitu 1.005 orang dengan rincian klien dewasa 961 orang dan 44 anak-anak. 

Dan yang berdomisili di Kabupaten Banyumas berjumlah 371 orang.(Rama) 
Posting Komentar

Posting Komentar

close
close