74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Apa Saja Yang di Kerjakan Pekerja Sawit?

  1. A. Rawat
  2. Rawat adalah suatu usaha untuk meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman, guna mendapatkan tanaman yang sehat dan menghasilkan produksi maksimal. Kegiatan rawat merupakan bagian item program kerja yang ada di perkebunan kelapa sawit, baik itu menjaga, mengontrol dan memperbaiki kondisi lingkungan yang ada diareal perkebunan kelapa sawit. Pekerjaan rawat dilakukan langsung oleh karyawan yang ada di Afdeling, dikoordinir langsung oleh mandor rawat, diawasi oleh Kepala asisten lapangan dan dikontrol oleh Kepala Kebun sekaligus penanggung jawab keadaan atau kondisi areal.
  3. Item pekerjaan rawat bermacam- macam, masing-masing memiliki fungsi dan tujuan berbeda, juga jenis pekerjaan yang dilakukan memiliki teknis yang berbeda.. Sebelum melakukan pekerjaan rawat, masing-masing karyawan sudah mendapat ancak dan tempat kerja yang sudah ditentukan oleh mandor rawat, yang bertugas membuat planning rawat sebelum direalisasikannya ke areal. Pelaksanaan pekerjaan rawat terlebih dahulu harus ditentukan kalibrasinya yaitu kegiatan untuk mengetahui parameter dari penggunaan alat dan material sehingga sesuai dengan takaran yang dibutuhkan, sehingga bisa menentukan norma HK (Harian Kerja) dan jumlah pekerja. Setiap bekerja karyawan harus membawa alat dan material yang akan digunakan. Setiap pelaksanaan pekerjaan rawat harus ada koordinasi terlebih dahulu oleh mandor rawat kepada kepala kebun dan kepala asisten lapangan.
  4. Macam-macam pekerjaan rawat tanaman kelapa sawit adalah
  5. a)      Circle Widing Manual (CWM)
  6. Yaitu membersihkan piringan disekitar pokok kelapa sawit dari gulma dan macam-macam sampah organik yang berada disekitarnya, ukuran lebar piringan dari pokok kelapa sawit 1,5-2 meter. Tujuan dari CWM supaya pada saat panen dan mengutip brondolan buah kelapa sawit lebih mudah untuk mengambilnya sehingga mencegah terjadinya buah dan brondolan yang tinggal dan dapat mencegah terjadinya persaingan unsur hara pokok sawit dengan gulma yang tumbuh disekitarnya dan memudahkan menabur pupuk pada sekitar piringan. Alat yang digunakan bersifat manual seperti parang dan cangkul yang fungsinya untuk membantu pekerjaan Circle Weeding Manual (CWM), parang berfungsi untuk menebas gulma dan merapihkan tanaman pakis yang menempel pada pokok sawit dan disekitar piringan, sedangkan cangkul untuk mengangkat gulma yang ada dipiringan sampai pada akar-akarnya sehingga prosentase pertumbuhan gulma relatif lebih lama.
  7. Pekerjaan CWM dilakukan oleh karyawan yang telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada areal yang akan dilakukan CWM dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan pekerjaan CWM harus ditentukan jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi pada areal yang akan direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat diareal mandor rawat melakukan absensi ulang setelah apel pagi kepada karyawan yang hadir disana, supaya dapat mengetahui jumlah orang yang bekerja pada saat itu. Pada saat diareal pekerjaan CWM diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor rawat sehingga menjadi tanggung jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang telah menentukan planning dan membuat laporan pekerjaan yang telah direalisasikan.
  8. b)      Circle Weeding Chemical (CWC)
  9. Yaitu membersihkan piringan disekitar pokok kelapa sawit dari gulma dan macam-macam sampah organik yang berada disekitarnya, dengan menggunakan material bahan kimia atau herbisida dan ukuran lebar piringan dari pokok kelapa sawit sebesar 1,5-2 meter(Sibarani,Heriyanti. 2005). Tujuannya supaya pada saat panen dan mengutip brondolan buah kelapa sawit lebih mudah untuk mengambilnya  sehingga mencegah terjadinya buah dan brondolan yang tinggal dan mencegah terjadinya persaingan unsur hara pokok sawit dengan gulma yang tumbuh disekitarnya dan memudahkan menabur pupuk pada sekitar piringan. Alat yang digunakan pada CWC yaitu alat semprot (kynapsak) yang memiliki fungsi pengaturan penyiraman material pada saat membasmi gulma dan rumput-rumputan yang tidak bermanfaat.
  10. Material yang digunakan berupa herbisida memiliki macam-macam merek dagang. Herbisida kontak yaitu herbisida yang cara kerjanya hanya mematikan bagian yang terkena larutan saja, salah satu contohnya parakuat dan gramaxone. Herbisida sistemik yaitu herbisida yang dapat membunuh semua bagian tanaman dengan jalan translokasi keseluruh bagian tanaman sehingga mematikan fungsi tanaman.
  11. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan pada saat penggunan herbisida yaitu jenis dan dosis herbisida yang digunakan  seperti parakuat yang digunakan untuk gulma berdaun pita dan berdaun lebar, gylphosate biasa digunakan untuk rumput rumputan dan lalang. Waktu penyemprotan terdiri dari faktor intern yaitu penyemprotan yang dilakukan pada saat pertumbuhan optimal dan belum memsuki  masa fase generatif, factor ekstern yaitu penyemprotan yang dilakukan dengan menyesuaikan kondisi iklim. Teknik penyemprotan dilakuakan dengan alat semprot yang sudah diisi material dan air sesuai dengan aturannya, lalu dilakukan pemompaan sesuai dengan tekanan normal yang dibutuhkan, semportkan pada gulma sesuai dengan debit cairan yang sudah ditentukan, penyemprotan harus dilakukan sampai merata.  
  12. Pekerjaan CWC dilakukan oleh karyawan yang telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada areal yang akan dilakukan CWC dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan pekerjaan CWC harus ditentukan jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi pada areal yang akan direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat diareal mandor rawat melakukan absensi ulang setelah apel pagi dikantor, supaya dapat mengetahui jumlah orang yang bekerja pada saat itu. Pada saat diareal pekerjaan CWC diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor rawat sehingga menjadi tanggung jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang telah menentukan planning dan membuat laporan pekerjaan yang telah direalisasikan.
  13. c)      Weeding Manual (WDM)
  14. Yaitu pekerjaan membersihkan gulma dan anak kayu (tanaman liar) yang berada digawangan maupun tempat lain yang dianggap merugikan tanaman maupun mengganggu pekerjaan panen. Teknik pekerjaan WDM dengan membongkar semua gulma yang tidak bermanfaat dan anak kayu yang tumbuh didalam gawangan atau didalam blok (areal), sehingga item pekerjaan ini sering disebut dengan dongkel anak kayu (DAK). Tujuan dari pekerjaan WDM adalah membasmi gulma dan tanaman yang dapat menjadi pesaing unsur hara pada pokok sawit dengan mencabut atau mendongkel sampai bagian akar sehingga prosentase tumbuh kembalinya relaitf lebih lama, selain itu juga menghindari tumbuhnya tanaman liar selain tanaman kelapa sawit dan gulma bermanfaat yang sengaja dirawat dan dipelihara. Alat yang digunakan dalam pekerjaan WDM yaitu cangkul untuk mengangkat anak kayu yang sulit untuk dicabut sampai akarnya dan parang untuk membersihkan tanaman gulma dipokok sawit yang sulit dijangkau dengan tangan. .
  15. Pekerjaan WDM dilakukan oleh karyawan yang telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada areal yang akan dilakukan WDM dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan pekerjaan WDM harus ditentukan jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi pada areal yang akan direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat diareal mandor rawat melakukan absensi ulang setelah apel pagi karyawan dikantor, supaya dapat mengetahui jumlah orang yang bekerja pada saat itu. Pada saat diareal pekerjaan WDM diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor rawat sehingga menjadi tanggung jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang telah menentukan planing dan membuat laporan pekerjaan yang telah direalisasikan.
  16.     Pruning (pemangkasan)
  17. Yaitu memangkas pelepah dipokok sawit yang akan berpengaruh terhadap perilaku fisiologinya dengan mempertahankan jumlah pelepah yang ditentukan, jika kurang dari standar karena dipruning terlalu berlebihan akan meyebabkan tanaman lebih banyak mengahasilkan bunga jantan  setiap melakukan pruning harus ditinggalkan tiga pelepah yang berada dibawah tandan yang tertua, tujuannya supaya pertumbuhan vgetatif dan generatif bisa seimbang yang biasa disebut dengan proses asimilasi (Anonim, 2006). Pelepah atau daun yang telah dipangkas dibuang kedalam gawangan mati, sehingga dapat menjadi salah satu bahan organik disekitarnya.
  18. Tujuan dari pruning yaitu:
  19. ·         Menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif
  20. ·         Mempermudah pelaksanaan panen
  21. ·         Mengurangi perintang penyerbukan secara alami
  22. ·         Pemasukan cahaya yang lebih merata untuk proses asimilasi dan sirkulasi angin
  23.          yang lebih baik.
  24. ·         Mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun-daun yang lebih
  25.          produktif.
  26. ·         Mengurangi kehilangan brondolan di cabang.
  27. Pelaksanaan pruning tanaman kelapa sawit di PT. GSPP dilakukan dengan meninggalkan 2 (dua) pelepah berada di bawah tandan tertua atau disebut sebagai songgo dua, untuk  memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup tinggi, dan untuk memberikan keleluasaan perkembangan tandan sehingga tidak ada yang tandan terjepit (Ari, 2006). Cara pelaksanaanpruning/ penunasan adalah dengan menebas tunasan pelepah daun berbentuk tapak kuda pada  kemiringan 15-30°  memakai alat dodos atau egrek. Pelepah daun yang ditunas dipotong tiga bagian dimana 2 (dua) bagian atas disusun disela-sela tanaman sebagai mulsa, sedang satu bagian pangkal pelepah disusun di gawangan mati dengan posisi tengkurap.
  28. Kendala dalam pelaksanaan pruning bisa terjadinya over pruning yang disebabkan karena pemangkasan secara berlebihan, dapat mengakibatkan timbulnya bunga baru yang tidak menjadi buah. Over pruning juga dapat menimbulkan adanya hama penyakit (jamur buah), disebabkan pelepah yang dipangkas mengeluarkan air yang berlebihan sehingga kelembaban semakin tinggi.pekerjaan pruning dilakukakn oleh beberapa orang karyawan
  29. e)      Pemupukan
  30. Pemupukan merupakan kegiatan memberikan tambahan unsur hara, sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan pada tanaman sehingga kebutuhan nutrisi pada tanaman tercukupi dan bisa mengasilkan produksi yang maksimal. Dosis pemupukan ditentukan dengan hasil analisis daun yang dilakukan secara rutin satu tahun sekali, karena hasil anlisis daun dapat mengidentifikasikan tingkat kesuburan tanaman dengan mengambil contoh (sample) daun disebut dengan LSU (Leaf Sample Unit).Jenis dan dosis pemupukan yang diberikan ditetapkan berdasarkan  hasil analisa daun (Leaf Sample Unit) dan analisa tanah  oleh Divisi Opertion (Kator Pusat) Jakarta bersama Function sehingga tiap-tiap blok berbeda.
  31. Dalam pekerjaan rawat pemupukan merupakan item kerja yang mengeluarkan banyak biaya seperti penyediaan material transportasi dan tenaga kerja., oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemupukan:
  32. 1.      Pemupukan dilakukan 1 tahun 2 kali (2 semester), waktunya dilakukan pada awal musim hujan dan diakhir musim hujan, sesuai rotasi dan kondisi iklim atau cuaca. Pemupukan tidak boleh dilakukan pada musim kemarau (curah hujan <75 mm) dan pada saat musim hujan (curah hujan >200mm).
  33. 2.      Pemupukan harus dilaksanakan secara intensif, tepat waktu, tepat dosis, tepat pada lokasi areal, tepat jenis pupuk yang dibutuhkan dan teknik penaburannya. Pengeceran pupuk diareal harus dilaksanakan pagi hari, supaya pada saat penaburan tidak terlalu siang, dapat menghindari terjadinya penguapan pada pupuk akibat sinar matahari langsung sehingga menjadikan kondisi tanaman mengalami stress, maka perlu dikondisikan terlebih dahulu sebelum dilakukannya langsir dan penaburan pupuk, supaya lebih sistematis dan tersusun rapih. Ecer pupuk merupakan penempatan pupuk pada tepi barisan sesuai dengan kebutuhan. Menentukan titik penempatan pupuk yang akan dilangsir harus disesuaikan dengan ancak atau baris yang sudah ditentukan sehingga dapat menghindari amabang eror dalam membagi jumlah kebutuhan pupuk masing-masing baris pokok.
  34. Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan kegiatan pemupukan adalah memberikan surat permintaan barang kepada gudang sentral lalu bisa diambil, setelah itu dilakukannya pengeceran pupuk. Ecer pupuk adalah penempatan pupuk pada tepi barisan sesuai dengan kebutuhannya. Pupuk yang telah diambil dari gudang dan diangkut dengan kendaraan untuk diecer ke blok pada pagi hari sebelum jam dimulai pekerjaan pemupukan. (05.00-06.30). Pelaksanaan pemupukan ini membutuhkan tenaga sebagai penabur, pelangsir (dengan perbandingan 1 : 1 bila dosis pemupukan besar atau 2 : 1 bila dosis pemupukan kecil), dan seorang pengutip goni ex-pupuk. Kebutuhan  tenaga kerja untuk pemupukan ini sesuai dengan dosis dan kondisi areal.
  35. Sistem pemupukan yang digunakan yaitu menggali lubang dan distabur disekitar pokok sawit, sistem tabur dilakukan pada kondisi areal normal yaitu datar sehingga memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara dan material yang telah ditabur tidak berceceran seperti sistem tabur diatas piringan. Pada sistem lubang dilakukan pada kondisi arael rolling atau rendahan supaya pupuk yang disudah ditabur tidak terjadi losis, erosi tanah yang menyebabkan pupuk tidak jadi diserap oleh akar tanaman, juga untuk mengoptimalkan unsur hara yang hilang akibat erosi (run off).
  36. Standar alat-alat yang digunakan dalam pemupukan yaitu cangkul pada saat pebuatan lubang, sedangkan pada saat penaburan menggunakan ember galon  atau plastik yang mampu menampung pupuk 10-20 kg, kain selendang untuk menggendong ember yang berisi pupuk dan takaran untuk menabur pupuk yang telah disesuaikan dengan dosis setiap pokok sawit. Pupuk yang ditaburkan harus kedalam lubang secara utuh tidak boleh berceceran dan setelah itu ditutup kembali lubang yang telah diisi pupuk secara merata.
  37. f)       Aplikasi Tandan Kosong
  38. Sebagai upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dari pencemaran hasil proses produksi dan untuk menerapkan ISO 14001 maka PT. GSPP melakukan aplikasi tandan kosong (tankos) ke areal perkebunannya. Selain itu pemberian tankos dapat bermanfaat untuk menambah unsur hara N,P,K dan Mg yang dibutuhkan oleh tanaman dan juga untuk menghasilkan bahan organik yang mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan  retensi air tanah dan unsur hara, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan mencegah terjadinya erosi dan louching (pelindian) (Anonim, 2006). Dalam pelaksanaan pengeceran tandan kosong ke areal tanaman kelapa sawit dilakukan di gawangan mati dan jalur pokok sampai batas piringan tanpa mengganggu kegiatan lain.
  39. g)      Pengendalian Hama dan Penyakit
  40. Hama adalah pengganggu tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh serangga dan atau mamalia yang mengakibatkan menurunkan hasil dan secara ekonomis merugikan manusia. Penyakit adalah factor pengganggu tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus yang secara ekonomis dapat menurunkan hasil. Pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah suatu usaha untuk menurunkan populasi hama dan penyakit tanaman sampai pada tingkat dibawah ambang batas ekonomis sehingga secara ekonomis tidak menimbulkan kerugian.. Di PT. GSPP hama yang menyerang tanaman kelapa sawit  adalah tikus, rayap dan kumbang badak. Untuk bisa mengetahui dan mengontrol tingkat populasi HPT (Hama Penyakit Tanaman), maka PT GSPP mangadakan kegiatan EWS (Early Warning System) yaitu sistem pengamatan populasi HPT yang dilakukan setiap satu bulan sekali dengan mengambil beberapa sample pokok pada daun ke 17 dari setiap blok areal.
  41. B. Panen
  42. Panen adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pokok sawit, juga bersama brondolan yang berjatuhan di sekitar piringan, lalu dikumpulkan ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) dan diangkut dengan truk untuk dibawa ke PKS (Pengolahan Kelapa Sawit). Pekerjaan rawat dilakukan langsung oleh karyawan yang ada di Afdeling, dikoordinir langsung oleh mandor panen, diawasi oleh Kepala asisten lapangan dan dikontrol oleh Kepala Kebun sekaligus penanggung jawab keadaan atau kondisi panen di areal. Item pekerjaan panen meliputi pemangkasan pelepah yan disusun rapi digawangan mati, lalu menurunkan buah yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan yaitu brondolan yang jatuh dipiringan resmi sebanyak 5 buah dan pada janjangan lebih dari 10 buah, kemudian memungut buah dan mengambil brondolan yang berjatuhan sampai tuntas, sambil memotong pangkal janjang seperti cangkam kodok, setelah itu ditaruh di tempat TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) yang setelah itu akan diangkut oleh transportasi ke tempat PKS (Pengolahan Kelapa Sawit).
  43. Sebelum melakukan pekerjaan panen, masing-masing karyawan sudah mendapat ancak dan tempat kerja yang sudah ditentukan oleh mandor panen yang bertugas membuat planning panen sebelum direalisasikannya ke areal dan melakukan sensus pada areal yang akan menjadi lokasi tempat panen. Ancak panen adalah luasan panen yang menjadi tanggung jawab pemanen. Ancak panen ada dua macam yaitu ancak tetap, pada sistem ini pemanen mempunyai areal panen yang tetap. Contoh: blok A 2 luasnya 30 Ha, jumlah baris = 120, jumlah ancak = 12, masing-masing pemanen mendapat ancak 10 baris, maka pembagian ancaknya yaitu ancak 1 = baris 1s/d 10, ancak 2 = baris 11 s/d 20 dan seterusnya. Ancak giring, pada system ini pemanen secara bersam-sama memanen dalam satu blok, stetelah selesai pinadh ke blok lain. Satu orang pemanen memanen tiap satu path, kemudian pindah ke path yang belm dipanen dan seterusnya sampai selesai 1blok lalu pindah ke blok lain (Anonim, 2006).Sebelum ancak dilakukan harus dikoordinasikan terlebih dahulu kepada kepala kebun dan kepala asisten lapangan dan kegiatan panen terdiri dari persiapan panen dan pelaksanaan panen.
  44. a)      Persiapan Panen
  45. Merupakan sarana dan prasarana yang dapat mempermudah didalam kegiatan panen seperti alat-alat panen (helm, sarung tangan, sepatu boat, kaca mata, dodos, egrek, kampak, gancu, batu asah, angkong, karung alas brondolan dan garuk brondolan). Prasarana pendukung didalam panen meliputi:
  46. a.       TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) yaitu sebidang lahan yang dibuat khusus untuk mengumpulkan buah (TBS dan brondolan), terletak pada gawangan tanaman dan berada setiap 3 path, ukurannya 3 x 4 m dan 4 x6 m. Setiap TPH diberi identitas (blok, nomor baris dan nomor TPH)diberi warna cat dasar merah dan tulisan berwarna putih, sehingga mempermudah untuk mengetahui hasil yang telah dipanen dan bisa mempermudah buah dalam pengangkutan ke PKS.
  47. b.      Jalan Panen (Path) yaitu jalan diatara dua barisan tanaman yang digunakan untuk lalu lintas pengangkutan hasil panen dari dalam blok ke TPH yang biasa disebut pasar pikul. Ukuran lebar jalan 1.2 -1.5 m, letaknya searah barisan tanaman untuk areal datar dan mengikuti contour untuk daerah berbukit, untuk mempermudah pemanen menuju TPH. Path harus bersih dari tanaman liar gulma lainnya, supaya tidak menghambat pemanen dalam mengangkut buah.
  48. c.       Titi Panen adalah jembatan kecil yang dibuat sederhana dari kayu atau timbunan karung yang lebarnya 20 cm dan tinggi 7 cm, supaya memudahkan pemanen membawa buah ke tempat TPH yang harus menyeberangi selokan kecil.
  49. b)      Pelaksanaan Panen
  50. Panen perkebunan kelapa sawit harus dilaksanakan sebaik-baiknya agar hasil yang dicapai bisa memenuhi target yang diinginkan baik kualitas maupun kuantitas. Sebelum pelaksanaan panen, kegiatan yang paling penting dan harus dilaksanakan adalah taksasi panen. Taksasi panen adalah menghitung kerapatan panen sehingga pada pelaksanaan dan operasionalnya bisa terantisipasi sedini mungkin. Setelah taksasi diketahui, mandor panen menentukan ancak kepada pemanen dan menancapkan bendera sebelum pemanen masuk kedalam blok setelah itu mengontrol selama pekerjaan panen berlangsung.                                                                                       
  51. Panen merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit yang harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol, karena dengan melihat hasil produksi panen sangat berpengaruh terhadap kegiatan manajemen dan operasional lainnya dan bisa mencapai tujuan dari kegiatan panen.
  52. Tujuan panen :
  53. 1.      Mendapatkan jumlah TBS yang tinggi
  54. 2.      mendapatkan jumlah minyak dan kernel (rendemen) yang tinggi
  55. 3.      mendapatkan minyak yang berkualitas
  56. 4.      biaya panen efesien
  57. 5.      Eksploitasi (perawatan)  berjalan dengan baik sehingga produksi buah semakin banyak dan umur tanaman lebih lama
  58. Cara pemanenan :
  59. ·         Sebelum pelaksanaan panen, alat-alat yang diperlukan harus disiapkan seperti dodos, egrek, kampak, gancu, goni ex pupuk, angkong dan sebagainya.
  60. ·         Panen dilakukan dengan mendatangi pohon demi pohon diancak yang telah ditetapkan.
  61. ·         TBS yang dipanen adalah yang memenuhi criteria matang panen tandan yaitu sudah membrondol minimal 5 brondolan.
  62. ·         Pada pemanenan dengan dodos, pemotongan pelepah penyangga buah harus hati-hati, artinya pelepah penyangga buah tidah harus dipotong bila ternyata jumlah pelepahnya telah memenuhi standar.
  63. ·         Pada pemanenan dengan egrek, pemotongan pelepah dibolehkan dengan sistem songgo satu (satu pelepah dibawah buah)
  64. ·         SemuaTBS dan brondolan dikumpulkan ke TPH. Gagang TBS dipotong hingga mepet  (2 cm) dan dibentuk cangkam kodok sebagai identitas buah ASTRA. Semua brondolan yang ada di piringan, gawangan, ketiak daun dan yang tercecer harus dikutip dan dikumpulkan.
  65. ·         Pelepah ex-potongan direncek (potong 3) dan disusun di gawangan mati
  66. ·         TBS dan brondolan disusun secara rapi di TPH. TBS disusun berderet, sedangkan brondolan harus dialasi karung ex-goni.
  67. ·         Setiap pemanen harus mencantumkan kode pemanen untuk memudahkan administrasi dan pengawasan.
  68. Untuk mencapai tujuan panen, harus adanya usaha mencegah terjadinya permasalahan dalam panen, baik berkaitan sistem panen, taransportasi dan pengolahan. Sistem panen merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan, seperti sebelum pelaksanaan panen dilakukannya sensus areal yang akan dipanen supaya dapat menentukan kalibrasi pada panen hari itu, mengetahui kerapatan janjang untuk bisa mendapat target yang akan dicapai, selain itu pengambilan buah yang dipanen harus sesuai kriteria yang sudah ditentukan yaitu brondolan yang jatuh harus lebih dari 10 buah dan brondolan dikutip tuntas, supaya pada hasil pengolahan bisa mendapatkan rendemen yang telah ditargetkan.
  69. C. Pengangkutan/Transportasi Buah
  70.             Pengangkutan adalah kegiatan mengangkut TBS (hasil panen) dari TPH (afdeling) ke pabrik. Sasaran kegiatan pengangkutan ini adalah agar TBS yang telah dipanen terangkut seseera mungkin dan terangkut semua ke pabrik (tidak ada restan).TBS yang terlambat diangkut ke pabrik atau yang tidak terangkut pada hari itu (restan) akan mengakibatkan menurunnya mutu minyak. Buah yang sudah dipanen dan tidak segera diangkut akam meningkat kandungan ALB (Asam Lemak Bebas)nya, sehingga mutu minyak jelek.
  71.             Pengangkutan dimulai setelah TBS terkumpul di TPH pada jam 09.00 sampai truk penuh kemudian dibawa ke pabrik untuk diolah, buah diangkut segera ke pabrik paling lama 12 jam setelah panen buah pertama diangkut ke pabrik. Pelaksanaan pengangkutan melibatkan koordinasi mandor1, mandor panen , kerani panen dan mandor transport.
  72. Kalibrasi Angkutan TBS
  73. Mengelilingi TPH dan muat                                                    = 40 Menit
  74. Bongkar di pabrik                                                                   = 20 Menit
  75. Perjalanan ke pabrik                                                                = 60 Menit
  76. Total waktu                                                                             = 120 Menit/7 ton
  77. Sumber: Data Primer Cechker Afd OF. 2008
  78.             Pada kondisi normal 1 hari kerja truk mencapai 4 rit dengan kapasitas truk 7 ton, maka 1 hari dapat mengangkut 28 ton. Satu truk biasanya memuat sekitar 7-8 ton TBS. Apabila ada buah restan dan memungkinkan untuk diangkut pada hari itu, maka prioritas pertama yang harus diangkut adalah buah restan, baru kemudian buah panen hari itu.
  79.             Transportasi sangat mendukung sekali dalam kegiatan panen buah kelapa sawit, membantu dalam mengangkut buah yang telah dipetik oleh pemenen, untuk mendapatkan hasil pengolahan kualitas buah yang baik diperlukan transportasi yang selalu siap untuk mendistribusikan buah ke tempat pengolahan kelapa sawit dalam satu hari, karena kriteria buah yang bisa mendapatkan hasil pengolahan baik adalah buah yang baru dipanen, langsung diolah tepat waktu atau disebut Tandan Buah Segar (TBS). Jika buah yang tidak diangkut waktu panen, maka dapat menurunkan kualitas buah yang akan diolah sehingga mempengaruhi hasil pengolahan yang kurang baik atau disebut dengan restan. Maka fungsi utama dari transportasi adalah dapat mengangkut hasil panen TBS secara tepat waktu dan menghindari terjadinya restan diareal yang sedang dipanen.
  80. D. Pengolahan Kelapa Sawit (PKS)
  81. Pengolahan kelapa sawit merupakan tempat mengolah buah sawit menjadi minyak sawit dan manfaat lainnya, memiliki peran penting dalam menghasilkan buah yang diolah menjadi CPO. Pengolahan kelapa sawit atau pabrik memilki fungsi untuk:
Mengoperasikan proses operasi pengolahan secara lancar dan mampu melayani pada bulan puncak.
Menghasilkan minyak dan kernel semaksimal mungkin dengan kehilangan produksi seminimal mungkin.
Menghasilkan minyak dan kernel dengan mutu memenuhi standard dan selalu konsisten dari bahan baku yang standard.
Mengeluarkan biaya operasi secara optimum.
Sistem pengolahan harus memiliki kapabilitas mengolah buah dengan cepat tepat, sehingga tandan buah segar yang telah dikirim dapat menghasilkan CPO atau PKO yang bekualitas. Jika terjadi keterlambatan dalam pengolahan, maka buah yang telah dikirim sudah tidak lagi menjadi TBS, mempengaruhi kualitas CPO menjadi kurang berkualitas. Maka untuk menghindari terjadinya keterlambatan dalam pengolahan perlu adanya pengontrolan secara intensif, baik itu pengontrolan pada alat berat, juga pada kedisiplinan dalam bekerja dipengolahan kelapa sawit. Kegiatan yang dilakukan di pabrik ini merupakan kegiatan yang berkaitan dengan proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak (Crude Palm Oil/CPO).
a)      Penimbangan
            TBS dari lapangan diangkut ke pabrik dengan truk langsung ditimbang dengan jembatan timbangan, kemudian dipindahkan ke Loading Ramp. Penimbangan ini penting dilakukan karena akan berkaitan dengan produksi perkebunan, pembayaran upah pekerja, perhitungan rendemen minyak sawit, dan lain-lain. Fungsi timbangan untuk mengetahui tonase TBS dan ampas dari pengolahan buah kelapa sawit
b)      Stasiun Loading Ramp.
         Fungsi stasiun ini adalah untuk menampung tandan buah segar (TBS) yang datang dari kebun yang kemudian dimasukan ke dalam lori-lori yang bermuatan kurang lebih 3 ton. Pada kesempatan ini dilakukan grading buah terhadap setiap kebun yang mengolah di pabrik dengan menentukan jumlah truck sebagai wakil dari seluruh kebun, baik kebun sendiri maupun kebun dari pihak lain. Hal ini dilakukan untuk perhitungan rendemen dan penilaian mutu buah seperti prosentase buah mentah, buah busuk, tandan kosong dan tangkai panjang.    
c)      Stasiun Sterilizer (Perebusan).
         Sterilizer adalah bejana tekan yang menggunakan uap dengan tekanan sekitar 3,5 kg/cm2 (bar) dengan suhu uap 125 °C, dilengkapi dengan pintu depan belakang, valve dan pressure gauges. Bejana ini berukuran panjang kurang lebih 22 meter dan diameter 2,5 meter yang dapat memuat 10 lori rebusan. Fungsi alat ini adalah untuk merebus TBS dengan memakai uap selama 70 – 90 menit. Sedangkan tujuan dari perbusan ini adalah:
·         menonaktifkan enzym-enzym yang menstimulir pembentukan asam lemak
      bebas
·         memudahkan lepasnya brondolan dari tandan
·         dehidrasi buah untuk membantu pelumatan dan pengepresan (mengurangi
      kadar air buah)
·         dehidrasi nut sehingga kernel mudah lekang dari cangkang.
·         Mengkoagulasikan (mengendapkan) protein sehingga memudahkanpemisahan minyak. Setelah perebusan lori-lori berisi TBS ditarik keluar,diangkat dan dituangkan ke automatic feeder dengan alat Hoisting Crane.
d)     Stasiun Threshing/Penebahan
            TBS di dalam automatic feeder dimasukan kedalam mesin penebah (Thresher). Fungsi alat ini adalah untuk memipil (melepas) dan memisahkan brondolan dari tandannya. Tandan kosong ini dikeluarkan ke pembuangan untuk diaplikasikan ke kebun sedangkan brondolannya dihantarkan ke stasiun press.
e)      Stasiun Press
            Fungsi stasiun ini adalah untuk melumat dan mengepres buah sehingga diperoleh minyak kasar. Dari proses ini akan didapatkan juga fibre/ampas yang digunakan sebagai bahan bakar boiler/ketel uap yang berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga uap dan perebusan buah  sedangkan  biji/nutnya diproses untuk diambil kernelnya.
f)       Stasiun klarifikasi
            Fungsi stasiun ini adalah untuk memisahkan minyak kasar dari air dan kotoran yang terkandung dalam minyak tersebut.  Proses pemisahan minyak dengan air dan kotoran ini dilakukan dengan system pengendapan, sentrifugal dan penguapan. Dari proses ini akan diperoleh minyak murni dengan kandungan kadar air 0,18 % dan kotoran kurang 0,02 % yang kemudian ditampung dalam tanki penyimpanan (Storage tank). Selain itu proses ini menghasilkan heavy phase sebagai limbah cair/effluent.
g)      Stasiun Kernel
Fungsi stasiun ini adalah untuk memisahkan kernel dari cangkangnya. Biji-biji yang bebas dari fibre/daging buah ini diproses dalam Ripple Mill. Dari alat ini akan didapatkan biji dan cangkang. Kemudian dengan memakai alatHydrocyclone cangkang ini akan terpisah dan dikeluarkan ke pembuangan untuk bahan bakar boiler sedangkan kernelnya dimasukan kedalam oven untuk dikeringkan. Setelah kering, kernel disimpan dan siap untuk dikirim ke pabrik pengolahan minyak kernel (PKO/Palm Kernel Oil).
h)      Stasiun PKO (Palm Kernel Oil)
Merupakan follow Up dari stasiun kernel, yang tujuannnya untuk mengolah biji kernel menjadi minyak murni yang memiliki kualitas yang lebih baik dari CPO. Selain dapat menghasilkan minyak kelapa sawit yang berkualitas, ampas kernel yang menjadi limbah bisa digunakan menjadi sumber energi listirk dengan melalui proses stasiun boiler, lalu abu boiler yang sudah halus bisa digunakan untuk pakan ternak. 
i)        Stasiun Water Treatment
            Fungsi stasiun water treatment adalah untuk proses penjernihan air sehingga dapat digunakan untuk proses pengolahan minyak. Di stasiun ini air dari waduk ditampung di kolam kemudian disaring dalam clarifier water tank. Untuk mempercepat proses penjernihan air maka dibutuhkan zat kimia seperti alum, amerflock dan soda dengan dosis sesuai rekomendasi dari laboratorium.
j)        Stasiun Boiler
Fungsi stasiun ini adalah untuk menghasilkan uap dari bahan baku air dengan bahan bakar fibre dan cangkang. Energi yang terkandung dalam uap (energi kinetis) diubah menjadi energi mekanik yang menghasilkan energi listrik. Listrik dan uap bekas dari turbin uap dipergunakan sebagai sumber tenaga penggerak dan pemanasan (kernel dryer).
k)      Effluent (limbah cair)
            Pengolahan limbah cair adalah system pengolahan limbah dengan menggunakan kolam secara biological treatment (pemanfaatan bakteri) untuk menurunkan kadar polutan. Proses pengolahan limbah cair di PKS PT. GSPP menggunakan sistem Two Phase Activated Sludge System yaitu anaerobic danaerobik. Proses pengolahan limbah ini menggunakan beberapa jenis kolam yaitu :
a.       Kolam pendingin (Cooling Pond)
            kolam yang digunakan untuk menurunkan temperatur/suhu limbah cair dari 70 – 80 °C menjadi 40-45 °C selama sehari agar bakteri Mesophilic sp dapat berkembang biak dengan baik.
b.      Kolam pencampur (Mixing Pond)
            kolam kondisioning dimana limbah segar dari kolam pendingin bercampur dengan lumpur aktif dari kolam dengan tujuan agar terjadi kontak awal antara limbah segar dengan bakteri Phase acetanogenik.
c.       Kolam anaerobic ( Anaerobic Pond)
            tempat proses perombakan secara anaerobic, bakteri asam mengubah substrat menjadi VFA dan selanjutnya VFA akan diubah oleh bakteri methagonicmenjadi senyawa  Methane (CH4) dan CO2, Di dalam kolam ini nilai BOD (Biological Oxigen Demand) sekitar 3000-5000 ppm. Waktu yang diperlukan sekitar 20 hari.
d.      Contact Pond/Sedimen Pond
            kolam pemisahan antara supernatant dengan solid (Lumpur). Untuk selanjutnya supernatan dialirkan ke kolam aerobik sedangkan solidnya dikembalikan ke kolam anaerobic.
e.       Kolam aerobik (Aerobic Pond).
            Proses pengolahan limbah terakhir berlangsung di kolam aerobik. Dalam kolam ini terjadi proses penguraian bahan organic oleh bakteri aerob (bakteri yang membutuhkan oksigen). Penetrasi oksigen ke dalam kolam dilakukan dengan bantuan aerator selama 20 hari. Selanjutnya limbah yang keluar dari kolam ini dapat diaplikasikan ke kebun sebagai pupuk organic karena kandungannya sudah sesuai dengan
E. Administrasi
   Adminstrasi merupakan bagian yang mencatat dan melaporkan semua kegiatan yang berhubungan dengan tanaman baik itu produksi, perawatan sampai permintaan kebutuhan barang atau material. Beberapa macam administrasi yang berhubungan dengan tanaman yaitu administrasi afdeling, administrasi transportasi, administrasi pabrik, dan admisitrasi gudang.
a)      Administrasi Afdeling
      Tugas administrasi afdeling (krani afdeling) adalah mencatat dan melaporkan semua kegiatan yang dilakukan afdeling ke bagian administrasi tanaman  Hal-hal yang perlu dicatat dan dilaporkan adalah :
a.       Laporan perincian pekerjaan harian, yaitu suatu laporan harian afdeling yang meliputi semua pekerjaan mulai dari pengembangan, perawatan, produksi dan umum mencakup blok yang dikerjakan, hasil pekerjaan (Ha atau Kg), jumlah tenaga kerja (SKU/BHL), pemakaian material, dan penggunaan biaya.
b.      Laporan harian produksi, yaitu laporan produksi per blok yang mencakup jumlah janjang, berat buah, buah yang diangkut, buah restan dan tenaga kerja yang dipakai.
b)       Administrasi Tanaman
            Administrasi tanaman bertugas dan bertanggung jawab mengurus administrasi tentang hasil dari kelapa sawit. Untuk memperoleh data tentang laporan hasil panen sawit maka bagian administrasi tanaman berkonsolidasi dengan mandor tanaman, setelah itu meng- in put kedalam data base tanaman. Data tentang hasil panen tiap hari dilaporkan dan dikirim melalui akese intranetkepada direktur Area, sedangkan laporan rawat dan HPT hanya dilaporkan dalam tempo atu bulan sekali.
            Selain untuk dokumentasi hasil laporan panen dan pekerjaan lainnya  juga digunakan untuk mengetahui gaji karyawan. Sistem penggajian setiap karyawan dapat diketahui melalui form nilai absensi atau AB . Dokumen dan form administrasi keuangan antara lain yaitu data hasil panen masing-masing blok setiap hari, data jumlah pekerja yang memetik sawit tiap blok, sedangkan pekerjaan rawat dan HPT didapat dengan HK/ hari, jika melebihi jam kerja maka mendapat premi.
c)      Gudang
            Gudang adalah suatu tempat yang difungsikan untuk menyimpan barang sementara sebelum barang digunakan (Ari, 2006). Barang- barang yang disimpan di gudang adalah semua jenis barang mulai dari bahan kimia, spare part, pupuk dan sebagainya.  Karena barang yang disimpan mempunyai karakteristik bermacam-macam, maka gudang sebaiknya terdiri dari bangunan permanen ataupun semi permanen yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
·         Tidak bocor bila hujan
·         Tidak lembab (cukup sirkulasi udara)
·         Lantai kering (beton, semen dilapisi papan)
            Penyusunan (penyimpanan) barang didasarkan pada tujuan penggunaan dapat dikelompokkan menjadi :
a)      Barang Tanaman
-    Bahan Kimia : herbisida, insektisisda
-    Bahan Pupuk : segala jenis pupuk
-    Spare part : spare part alat semprot, alat panen, dan sebagainya
b)      Barang Pabrik
-    Bahan Kimia : water treatment, bahan-bahan kimia untuk laboratorium
-    BBM / lubricant : solar, olie, grease dan sebagainya
-    Spare part : semua spare part pabrik
c)      Barang Teknik
-    BBM / lubricant : solar, bensin, olie
-    Spare part : semua spare part mobil dan alat berat, dan ban mobil
            Penyusunan / penyimpanan barang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·   Setiap kelompok barang harus ditempatkan terpisah dan mempunyai tempat tersendiri. Herbisida tidak boleh dicampur dengan pupuk, kawat las tidak boleh dicampur dengan water treatment, khusus BBM harus disimpan di gudang tersendiri, fast moving harus diberi tempat yang lebih strategis dan mudah diambil.
·   Untuk barang yang ukurannya kecil dan jumlahnya banyak serta beragam (kelompok spare part) harus ditempatkan dalam rak-rak.
·   Setiap kelompok barang harus diberi label agar memudahkan pengambilan dan pemeriksaannya.
            Sistem dan prosedur yang terjadi pada administrasi gudang antara lain :
a)      Prosedur permintaan barang
Pengadaan barang untuk site dipusatkan di HO. Kebun setiap bulan mengajukan permintaan barang yang merupakan kebutuhan site sesua rencana kerja. Permintaan barang dari site ke HO dikoordinasikan oleh bagian gudang dan KTU.
b)      Prosedur penerimaan barang
Petugas gudang menerima barang dan melakukan pemeriksaan dan kesesuaian fisik dengan PO yang meliputi jumlah, kondisi barang serta kelengkapan dokumen pengiriman barang. Sesudah itu petugas gudang dengan persetujuan Kabag Gudang mengisi Tanda Terima Gudang (TTG) jika barang telah sesuai dengan memuat tanda tangan Dj Suplier dan Kabag Gudang. Selanjutnya register TTG diserahkan ke kantor besar untuk dimasukkan dalam progran logistik site, mencetak TTG dan otorisasi dokumen. Jika pembelian di site dapat dilanjutkan ke prosedur penerimaan dan pengeluaran kas di site sedangkan untuk pembelian di HO dokumen dikirim ke HO.
c)      Prosedur permintaan dan pengeluaran barang di site.
Setiap pengguna barang (Tanaman, Pabrik, Teknik) yang membutuhkan barang sebagaimana telah direncanakan sebelumnya, harus mengajukan permintaan ke gudang. Apabila permintaan disetujui, gudang akan mengeluarkan barang yang diminta tersebut.
            Dokumen dan form gudang antara lain :
·         Tanda Terima Gudang (TTG)
·         Bon Permintaan Barang (BPB)
·         Slip Permintaan Barang (SPB)
·         Slip Keluar Barang (SKB)
·         Laporan Stok Material
(cs23.agriculture)



0

Posting Komentar