74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Malam Reuni Seniman Sastra Banyumas, Mengingatkan Kembali Masa Jaya Karya Puisi

Foto : Istimewa

CTVINDONESIA, PURWOKERTO
- Komunitas Sastra dan Puisi Banyumas dibawah kendali MPC Pemuda Pancasila Banyumas dan Andi Is Merdeka menggelar Pesta Puisi & Cerpen dalam Reuni seniman terdahsyat, di Taman Andangpangrenan, Purwokerto,  Jumat malam (3/6/2022).


Dipilihnya kegiatan Reuni Seniman Terdahsyat ini sangat tepat, mengingat Banyumas sudah dikenal sebagai gudangnya sastra, salah satu yang terkenal adalah Ahmad Tohari.


Para seniman yang hadir selain Andi Is Merdeka antara lain Yon Daryono, Edi Romadhon, Uswatun Baroroh, Iksanto, Titut Edi Purwanto, dan sesepuh seniman di Banyumas lainnya.



Pesta puisi dan cerpen cukup diminati peserta, diantaranya Uswatun Baroroh dengan pembacaan puisi (walau saya tidak mengetahui judulnya) namun penampilannya mengingatkan gaya Chairil Anwar yang terkenal dengan puisi "Aku".


Makna yang indah dalam satu penggalan kalimat puisi "Renungan dosa dosa kita seakan menggiring penonton untuk kembali mengingat apa yang telah kita lakukan kepada alam dan sesama makkhuk  Tuhan. 


Uswatun berhasil membentuk ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima (pengulangan) serta penyusunan larik dan bait. yang merupakan teknik berpuisi.



Sambutan tepuk tangan pun datang dari berbagai penikmat puisi yang sedang ada di kawasan Taman Andangpangrenan.


Saat itu tampil juga mahasiswa dari Fisip Unsoed yang didukung kawan kawan duduk di sisi kiri panggung. Adalah Banjaran Seto nama yang dipanggil oleh pembawa acara untuk membacan puisinya.  Disinilah tempatnya para mahasiswa mengimplementasikan gagasan mereka belajar.


Tidak ketinggalan pula Yon Daryono, mantan Pimred pada sebuah surat kabar harian di Purwokerto yang membuak lembaran masa depan. Lafal, nada, tekanan dan intonasi berusaha Ia keluarkan agar puisi pengalaman ketika berada di negeri antah berantah dapat  substansi puisinya. 


Walau sedikit menggunakan gaya bahasa namun mampu mengingatkan bahwa masa depan adalah sebuah lembaran yang penuh misteri.


Lain lagi dengan penmpilan Edi Romadhon yang secara sintaksis lebih memilih gaya bahasa Kolokasi seperti keluarnya kata kata "Uthuk uthuk uwul" dan "Mancrot Mancrot". 


Bisa jadi gaya bahasa yang dilontarkan kala membacakan puisi untuk memecahkan kebuntuan terpukauisme untuk menciptakan ngguyuisme.


Ada beberapa nama seniman dahsyat Banyumas yang sebelumnya telah tampil berpuisi. Namun hanya itu yang sempat terpantau dalam suasana yang penuh persaudaraan.


Akhir dari kegiatan seni yang berdurasi dua jam lebih itu, diisi dengan penampilan sebuah grup musik yang bisa jadi adalah penikmat Guns N Roses. Terbukti lagu seperti Knockin on Haven Dors, Sweet Child O Mine mengawali penutupan gelaran puisi.***  

Sedang Baca : DMCA.com Protection Status
Posting Komentar

Posting Komentar

close
close