74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Seminar S2FIMAS 2020 Bahas Rendahnya Kontribusi Sektor Kelautan Terhadap Pembangunan Ekonomi Nasional



PURWOKERTO - Indonesia telah berkomitmen menjadi negara Poros Maritim Dunia. Konsekuensinya ada dua aspek pembangunan dalam kerangka pembangunan maritim.

Aspek pertama yakni ekonomi kelautan dan kelautan yang menjadi aset andalan pembangunan Poros Maritim.

Sedangkan aspek kedua adalah governance, yang akan menentukan bagaimana komponen pertama dapat dikelola, dan arahnya dikembangkan untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia.

Ada lima pilar dalam pengembangan poros ini, yaitu budaya bahari, pengelolaan sumber daya laut, konektivitas maritim, diplomasi maritim, dan pertahanan kedaulatan maritim merupakan prasyarat mutlak bagi negara kita untuk menjadi poros maritim dunia.

Namun pada triwulan ketiga tahun 2020, kontribusi sektor kelautan terhadap pembangunan ekonomi nasional relatif rendah.

Hal itu terlihat dari kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) wilayah pesisir dan samudera hanya 3,7 persen.

Padahal, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat sektor ini memiliki potensi yang sangat besar, 1,3 kali lipat dari PDB, sekitar 130 persen.

Karena itu, Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan (FPIK) Unsoed menggelar Seminar Internasional Berseri Tentang Ilmu Kelautan dan Perikanan (S2FIMAS) yang berlangsung dari 19 Nopember sampai 17 Desember 2020.

Rektor Unsoed Prof. Dr. Suwarto, MS mengatakan tugas civitas akademika adalah memberikan solusi dalam menata kehidupan dan keharmonisannya dengan manusia lain dan lingkungannya, yang berdampak pada eksistensi, nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat.

"Untuk itu, konferensi ini akan menjembatani peran keilmuan dan menjadi dialektika kajian lintas disiplin ilmu perikanan," kata Rektor dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Rektor Akademik Prof. Dr. Akhmad Sodiq, M.Sc., Agr pada pembukaan Seminar Internasional Berseri secara virtual tersebut di gedung FPIK Unsoed, Kamis (19/11/2020).

Pihaknya berharap dalam forum ini muncul ide, rencana, dan tindakan untuk mengatasi permasalahan perikanan dan kelautan.

"Penyebab rendahnya kontribusi sektor-sektor tersebut antara lain terbatasnya sumber daya manusia yang terampil dan profesional dalam pengelolaan sumber daya kelautan, termasuk kebijakan yang tumpang tindih dan lemahnya koordinasi perencanaan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan,"ucapnya.

Sehingga mengakibatkan pemanfaatan sumber daya di bidang kelautan dan perikanan belum berjalan dengan baik dan optimal.

Rektor menambahkan, ia sangat mengapresiasi program yang diselenggarakan oleh FPIK Unsoed itu.

"Saya berharap konferensi ini menghasilkan output yang bermanfaat, terutama di bidang kelautan, air tawar, dan sumber dayanya,"imbuhnya.

Dalam Seminar itu hadir sebagai pembicara yaitu Dekan FPIK Unsoed Dr. Ir. Isdy Sulistyo, Dr. Emily Joy Frost dari Auckland University, Selandia Baru, Prof. Purnama Sukardi dari Unsoed, Dr. Craig Norrie dari Oregon State University, Amerika, Prof. Indra Jaya dari IPB, dan Prof. Agung Dhamar Syakti dari Universitas Maritim Raja Ali.(Rama)
Posting Komentar

Posting Komentar

close
close