74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark
"/>

ORARI Lokal Banyumas, Pers dan Mitra Kerja Bantu Komunikasi Radio Untuk Kegiatan Belajar Di Desa Terpencil


MTs Pakis Desa Gunung Lurah Cilongok

Banyumas - Situasi pandemi covid 19 membuat para siswa belajar jarak jauh melalui media online internet. Namun sayangnya masih banyak warga yang tinggal di daerah terpencil belum mendapatkan layanan internet. 

Praktis pembelajaran jarak jauh atau Distance e Learning ( Daring) pun tidak bisa dilakukan.

Mengatasi hal tersebut, komunitas Pers dan Mitra Kerja yang terdiri dari kumpulan media massa dan stake holder di Kabupaten Banyumas tergerak untuk membantu para siswa tersebut.

Kali ini Pers dan Mitra Kerja berkolaborasi bersama ORARI Lokal Banyumas memberikan bantuan layanan bagi siswa di MTs Pakis Grumbul Pesawahan, Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok.

Ketua Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia ( ORARI) Lokal Banyumas DR.dr.Muhamad Rifqy Setyanto, Sp.M (K) mengatakan, banyak siswa di daerah terpencil yang kesulitan belajar mengajar yang terjadi karena suatu daerah tidak mendapatkan sinyal internet.

"Masalah sinyal internet dari penyedia layanan memang belum merata khususnya untuk kabupaten Banyumas yang memiliki topografi daerah gunung dan pegunungan sehingga dengan adanya gagasan dari rekan2 Pers dan Mitra maka ORARI Lokal Banyumas sangat mendukung program tersebut",ungkapnya di Purwokerto, Senin (3/8/2020).

Orari lokal Banyumas kata Rifqy, memiliki beberapa titik repeater Radio Pancar Ulang yang memiliki cakupan Pancaran dapat menjangkau daerah yang terisolir tidak mendapatkan layanan internet. 

"Orari Lokal Banyumas memiliki punggawa Teknis Radio Amatir yang cukup handal", pungkasnya. 

Pada hari Jumat (7/8/ 2020), lanjut Rifqy, Radio itu sudah dapat di pergunakan.

"Kami sudah lakukan survei ke sekolah. Pihak sekolah cukup antusias tersebut, nantinya proses belajar mengajar menggunakan komunikasi radio dua arah, sehingga siswa bisa langsung tanya jawab", tuturnya. 

Mengingat pandemi covid 19, kata Rifqy, nantinya anak yang mengikuti proses belajar mengajar juga dibuat kelompok, masing-masing empat orang.

"Kegiatan ini diharapkan menjadi trigger yang bisa menginspirasi banyak pihak. Jika berhasil maka pembelajaran melalui komunikasi radio bisa dilakukan di sekolah lain", tandasnya.

Sehingga harapannya proses belajar mengajar tetap bisa berjalan dengan baik. Bahkan lebih efisien.(Rama) 
Posting Komentar

Posting Komentar

close
close