74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Sarwanto, Supir Koprades Wangon

Wangon-Kondisi ekonomi belakangan ini yang terus meningkat membuat orang untuk berupaya bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya. Terlebih bagi orang yang sudah berkeluarga atau mempunya tanggungan ekonomi lainnya. 

Hal ini pula yang terjadi pada para Supir Angkutan Desa atau angkutan umum lainnya yang biasa beroperasi di terminal Wangon. Tingginya angka pengguna kendaraan pribadi serta kemudahan membeli motor dengan cara kredit membuat para supir mengeluhkan sepinya penumpang.

 Sarwanto (46thn) warga grumbul Adilingg RT 1/17 Desa Wangon yang sehari hari berprofesi sebagai supir koprades dan biasa mangkal di  terminal Wangon. Menurutnya penghasilannya sangat menurun drastic sebelum mudahnya masyarakat memperoleh kredit motor.
Sehingga mereka lebih memilih naik motor daripada naik angkot. “Bahkan anak sekolah yang ibaratnya belum punya SIM pun sekarang kalo berangkat pake motor.” Ujar Sarwanto.

Sarwanto dan para sopir koprades Saat bebincang bincang dengan wartawan di salah satu warung kopi  terminal Wangon mengatakan pula bahwa sekarang ini sangat sulit mencari penumpang. Padahal dulunya masyarakat sangat mengandalkan angkutan umum sebagai sarana transportasi.Sehingga penghasilannya pun menurun drastis.

“Kadang penghasilan cukup hanya untuk beli bensin saja, kadang pula hanya cukup untuk makan, sementara di rumah kan juga butuh uang untuk sehari hari, dan kami lebih mengandalkan anak sekolah, dan bubaran pasar,dari situ dapat uang bisa 30 sampai 40 ribu. “Katanya.

Terkait kondisi terminal yang rusak, Para supir juga berharap untuk segera di perbaiki, apalagi bila hujan seharian kondisinya mengakibatkan genangan air yang cukup tinggi. Itu terjadi di pangkalan angkutan koprades. Menurut pedagang dan salah seorang staf agen bus banjir tersebut di akibatkan macetnya drainase yang melalui jalur pasar.

"Semoga pula perbaikan terminal juga saluran airnya ikut di perbaiki, supaya nggak banjir mas."Pungkasnya.
close
close