74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Berkah 17an Bagi Nalim Jualan Bendera

Jatilawang-Perayaan hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2016 menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah masyarakat. Para pedagang musiman muncul di titik-titik jalanan sepanjang Wangon Hingga Jatilawang.

Seperti Nalim  (50) yang mangkal di Jalan Raya Tinggarjaya tepatnya depan rumahnya. Menjelang perayaan hari kemerdekaan pria yang biasa bekerja sebagai perrangkt desa Tinggarjaya nyambi alih profesi menjadi penjual bendera musiman.

Dia mengaku, melakoni profesi sebanyak 3 kali. Dia menjual bendera 24 jam, hal ini di lakukan karena Ia menggelar dagangannya tepat di depan rumahnya.

"Kalau orang berangkat kerja sama pulang bisa lihat ada jual bendera," kata dia saat berbincang dengan 1news di teras rumahnya (15/8/2016).

Nalim menjual bendera dari ukuran kecil sampai ukuran besar. Harganya pun bervariasi tergantung ukuran dan bahan. Misalnya, bendera gantungan plastik dijual dengan harga Rp 9ribu sebungkus.

Dia juga menjual bendera kain dengan ukuran panjang 1x80 cm. Bendera itu dipatok dengan harga Rp 10rb  ribu satu buah. Lalu, ada pula bendera yang dipasang melingkar (background) dengan ukuran panjang 10 meter. Bendera tersebut dibanderol dengan harga sekitar Rp 500 ribu.

"Bisa nego, mentok Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu," ujar dia.

Seperti pedagang lain, dia mulai menjadi pedagang musiman dari 1 Agustus hingga 25 Agustus. "Mentok tanggal 25 Agustus. Tanggal 17  sudah upacara," tutur dia. Saat di tanya kapan ramainya pembeli ,Nalim justru mengungkapkan selepas  17 Agustus karena rata rata  untuk karnaval dan perayaan warga.

Pesimistis Raup Untung Besar

Ketika menjalankan usahanya, Nalim  menerapkan sistem penjualan beli putus. Artinya, jika bendera yang dijual tersisa maka tidak bisa di kembalikan bila bendera masih tersisa.

Nalim mengaku memiliki beberapa pemasok bendera. Untuk bendera besar dan berbahan kain rata-rata diambil dari Jawa Barat yaitu Bandung
dan Garut.

Soal keuntungan Nalim mengaku, tahun lalu dia meraup untung bersih sekitar Rp 10 juta dalam dua minggu. Namun, tahun ini dia ragu mendapat untung yang sama besar. "Banyak yang jual, kompetitor tidak kaya tahun lalu," ungkap dia.

Sementara pelanggan kebanyakan berasal dari Lumbir, Purwojati, Cilacap, Tinggarjaya ,dan Ajibarang.

Sementara modal 20 jutaan. Harapannya tahun ini untung 10 jutaan juga, hal ini dapat menambah kebutuhan keluarga.(*)

Posting Komentar

Posting Komentar

close
close