74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark
"/>

Tim PTKIA Undip Dorong Inovasi Penurunan AKI dan AKB di Banyumas

Tim PTKIA Undip Dorong Inovasi Penurunan AKI dan AKB di Banyumas


PURWOKERTO - Tim perencanaan terpadu kesehatan ibu dan anak  (PTKIA) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengelar diseminasi hasil perencanaan terpadu program kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Banyumas. Kegiatan digelar Jumat (22/11/2019) di Ruang Pertemuan Sida Luhur 2 Hotel Surya Yudha Purwokerto dengan dihadiri oleh Bapedda, Dinkes, Camat dan Kepala Desa serta tenaga kesehatan desa yang daerahnya dijadikan pilot project.

Salah satu Tim TPKIA Ayun Sriatmi, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa standar pelayanan minimal (SPM) dengan 12 indikator menjadi target Bupati Banyumas. Apabila target tidak tercapai maka akan berpengaruh terhadap kinerja bupati. Menurutnya  SPM bukan lagi tugas Pemerintah Daerah semata  namun sudah menyentuh ke level kecamatan bahkan desa.
 
“Saat ini 5 tahapan PTKIA di Kabupaten Banyumas sudah sampai pada tahap ke-5 yaitu deseminasi  hasil” katanya.

Dari 5 desa dan kelurahan yang dijadikan pilot project yaitu Desa Karangtengah Baturraden, Desa Batuanten Cilongok, Desa Gandatapa Sumbang, Desa Sudagaran Banyumas serta Kelurahan Teluk Purwokerto Selatan, semuanya sudah memiliki inovasi yang bertujuan untuk menekan penurunan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan angka kematian anak baru lahir (AKB) di Kabupaten Banyumas.

Selain desa dan kelurahan tersebut, SKPD dan juga organisasi kesehatan yang ada di Kabupaten Banyumas juga mendukung program ini dengan telah memiliki inovasi masing-masing yang mengarah pada satu tujuan yang sama.

Secara khusus Ayun Sriatmi juga mengapresiasi inovasi yang dilakukan dengan memberikan edukasi lewat kesenian tradisional Banyumas.

“Saya sangat tertarik dengan edukasi melalui kesenian tradisional Banyumas, Ebeg misalnya” sambungnya.

Ayun juga menekankan bahwa kinerja dan usaha tenaga kesehatan sangat bergantung dari kebersediaan masyarakat dalam menerimanya. Apabila kinerja yang dilakukan diterima dengan baik maka hasilnya akan maksimal demikian juga sebaliknya. Tahapan awal kegiatan ini telah berjalan sejak Juni 2019 lalu

Kasi Kesga dan Gizi Dinkes  Kabupaten Banyumas, Henny Soetikno menyampaikan bahwa Banyumas sejak tahun 2015 lewat Bappeda telah mengalokasikan anggaran untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak di Banyumas

"Tahun 2014 terjadi 33 kasus kematian ibu, sampai dengan bulan November 2019 angka kematian tersebut turun menjadi 9 kasus" katanya.

Sementara itu Purwadi Santoso, Kepala Bappeda Kabupaten Banyumas dalam sambutan pembukaannya menyampaikan bahwa semua fasilitasi kegiatan yang telah direncanakan harus mencapai  Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan bisa diimplementasikan dengan Program Indonesia Sehat.

“Pendekatan PTKIA harus berbasis pada pendekatan keluarga untuk mencapai standar pelayanan minimal (SPM)” katanya.

Kedepannya pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bayi lahir dan balita harus ditingkatkan untuk menekan, mengurangi bahkan meniadakan angka kematian ibu dan anak.(*)

parsito
Posting Komentar

Posting Komentar

close
close