74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Atlet Olahraga Harus Tahu Beda Multi Event dan Terbuka, Cek Disini

Foto : Ilustrasi/freepik.com

CTVINDONESIA
- Dunia olahraga pasca pandemi Covid-19 mulai bergelora kembali. Hal ini imbas kedisiplinan dalam menjalankan prokes ketat, sehingga level pemyebaran pun makin menurun.

Kini atlet pun mulai gembira untuk mengikuti event sesuai cabang olahraga yang digelutinya. Namun perlu diketahui seorang atlet atau peserta semestinya dapat memahami dan membedakan mana pertandingan multievent dan mana pertandingan turnamen terbuka.


Multievent dan open turnamen itu berbeda. Pekan olahraga yang diadakan mulai dari tingkat bawah termasuk dalam multi event.


Pelaksanaannya dimulai dari Porcam, Porkab, Porprov, PON, Sea Games, Asian Games, sampai puncaknya Olimpiade

Dan yang perlu diketahui dalam penyelenggaraan multievent adalah tanpa hadiah uang namun hanya berupa medali.


Hadiah uang itu akan diberikan dalam bentuk bonus kepada atlet yang berprestasi misalnya mewakili kecamatan. Otomatis kecamatanlah yang berhak memberikan bonus atau tidak kepada atlet itu.



Untuk pelaksanaan turnamen terbuka, biasanya diselenggarakan berbagai pihak, seperti Bupati Cup, Gubernur Cup, atau diadakan pihak swasta maupun perorangan.

Biasanya open turnamen akan disebutkan total hadiahnya. Contoh, Piala Gubernur total hadiah misalnya Rp 500 juta. 


Multievent seperti Porda atau diatasnya tidak pernah ada uangnya. Yang ada itu bonus dan sekali lagi bonus bila ada diberikan oleh masing-masing kecamatan atau diatsnya.


Mulievent diadakan oleh pemerintah menggunakan dana APBD/N, misalnya daerah satu Kabupaten mengganggarkan dana sebesar Rp 425 juta untuk 17 Kecamatan. Dana itu disalurkan KONI ke setiap kecamatan melalui Koordinator Olahraga Kecamatan (KOK) masing-masing sebesar Rp 25 juta.tetapi ada juga kabupaten yang tidak menyelenggarakan karena persoalan anggaran.


Menurutnya, pelaksanaan sebuah event tidak ada yang sempurna. Kekurangan yang terjadi menjadi bahan evaluasi. Dari kecamatan tidak serta-merta memberikan bonus begitu selesai pertandingan. Biasanya ada acara pembubaran atlet di kecamatan masing-masing dan itu sudah terjadwal.


Pemberian bonus bisa saja tidak dilakukan semua kecamatan dan besarannya pun bervariasi. Semua tergantung kecamatannya masing-masing. Besaran nilai bonusnya pun bervariasi sesuai tingkatan medali yang didapat dan tergantung ketersediaan anggaran dari masing-masing kecamatan.


kadang banyak kecamatan atau daerah diatanya yang memaksakan mendatangkan atlet dadakan dalam pertandingan. Hal itu membuat ada peserta yang menuntut hadiah uang karena ketidaktahuannya.


Sebenarnya atlet yang tidak terdaftar dalam cabor masing-masing tidak boleh diikutsertakan dalam multievent, seperti Porprov apalagi PON.


Terkait bahan medali yang diberikan kepada atlet yang juara, medali yang disebut emas, perak, dan perunggu memang bukan emas sungguhan. Pihak penyelenggara sebaiknya wajib menjelaskan bahwa memang tidak serta merta  medali emas  berbahan emas. Ajang PON hingga olimpiade saja medalinya bukan emas sungguhan.


Selain medali biasanya penyelenggara event oahraga menyertakan pula piagam penghargaan yang ditujukan kepada atlet tak ditulis lengkap berdasarkan kategori dan kelas. Hal itu dikarenakan waktu yang singkat dan para atlet yang menginginkan agar segera melakukan penyerahan medali dan piagam.


Kadang keinginan dari atlet begitu selesai pertandingan itu langsung ingin dibagikan piagam dan medalinya. Perlu diingat terkadang panitia cabor tidak ada waktu untuk mengisi lengkap, sehingga dikosongkan dan diisi sendiri oleh peserta, sehingga menghindari apabila terjadi kesalahan pada nama.


Peserta diberikan pakaian dan uang saku. Adapun bonus itu tergantung kemampuan anggaran dari daerah masing masing, bila ada satu tim begitu megah atribut atau uniformnya bisa jadi tim tersebut mempunyai pendanaan diluar anggaran atau memang daerah tersebut punya dana lebih.***


Sedang Baca : DMCA.com Protection Status
Posting Komentar

Posting Komentar

close
close