74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Sprinter Zohri-Tyas Kuasai 100 Meter

CTV.co.id- Lintasan Stadion Atletik di Mimika Sport Complex, Jalan Charitas, SP-2, Kelurahan Wanagon, Distrik Mimika, Kota Timika, Rabu (6/10/2021) menjadi saksi bisu kehebatan para atlet nasional Indonesia yang membela daerah masing-masing.

Pada laga lanjutan cabang atletik hari ini, digelar nomor bergengsi lari 100 meter putra dan putri. Dua sprinter terbaik Indonesia, yaitu Lalu Muhammad Zohri yang mewakili Nusa Tenggara Barat dan Tyas Murtiningsih (Jawa Barat) berhasil menyentuh garis akhir paling cepat.

Di 100 meter putra, Zohri berlari secepat mungkin nyaris tanpa perlawanan dari para pesaingnya. Juara di Kejuaraan Dunia 2018 di Tempere, Finlandia ini mencatat waktu 10,46 detik. Kendati merebut emas, capaian Zohri itu masih di bawah rekor nasional atas namanya sendiri yaitu 10,03 detik yang ia ciptakan di Golden Grand Prix Atletik Osaka, Mei 2019.

Rekan seprovinsinya, Sudirman Hadi masuk garis akhir di urutan kedua dengan catatan waktu 10,68 detik. Pada perebutan perunggu, dua sprinter nasional Eko Rimbawan (Kalimantan Tengah) dan Wahyu Setiawan (DKI Jakarta) saling beradu cepat. Eko mampu berlari lebih cepat dengan waktu 10,692 disusul Wahyu (10,694 detik).

Begitu pistol start ditembakkan, pelari asal Lombok Utara tersebut langsung melesat bak peluru meninggalkan para pesaingnya. Kecepatan lari atlet 21 tahun itu semakin sulit dikejar dan tak terbendung untuk menjadi manusia tercepat di Indonesia.

Usai berlomba, Zohri menyatakan kegembiraannya bisa berlomba lagi setelah vakum di kejuaraan selama masa pandemi. "Saya bersyukur bisa memberikan yang terbaik untuk provinsi saya dan bisa menyumbang lebih banyak emas bagi NTB," kata Zohri. Ia akan kembali berlaga pada 200 meter dan estafet 4x400 meter putra.

Di bagian putri, sprinter Jabar Tyas menjadi pemilik waktu tercepat di nomor final 100 meter. Ia mengemas catatan waktu 11,79 detik untuk memboyong emas ke Bumi Pasundan. Ia membayar lunas kegagalannya sewaktu PON 2016 yang digelar di kandangnya.

Tak hanya merebut emas, ia juga puas karena berhasil meninggalkan wakil Indonesia di Olimpiade 2020 Tokyo, Alvin Tehupeiory (Maluku) yang harus puas finish di urutan keempat. "Saya hanya bisa bersyukur di PON kedua saya ini bisa tembus final. PON pertama saya gagal," kata Tyas.

Rekan seprovinsi Tyas yaitu Erna Nuryanti merebut perak dengan waktu 11.90 detik disusul Hasruni (Bengkulu) dengan torehan waktu 11,95 detik. Seperti halnya Zohri, Tyas pun gagal mencetak rekornas meski merebut emas.

Hanya bedanya, Tyas berhasil memecahkan rekor PON untuk lari 100 meter putri. Tyas mencetaknya ketika babak penyisihan dengan waktu 11,67 detik. Semula catatan waktu terbaik 100 meter putri PON dipegang sprinter Maluku Irene Truitje Joseph dengan 11,73 detik. Irene menciptakannya pada PON 2000 di Jawa Timur.



Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Elvira Inda Sari

Sumber : Infopublik.id

 

Posting Komentar

Posting Komentar

close
close