74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Puluhan Pemudik Banyumas Lolos, Sampai Dikampung Langsung Dikarantina


BANYUMAS - Istri Bupati Banyumas, Erna Achmad Husein yang juga ketua tim penggerak PKK Kabupaten Banyumas, sambangi kurang lebih 50 warga Desa Besuki dan Lumbir, Kecamatan Lumbir yang di karantina di Balai Desa Besuki. Pemerintah berharap, upaya penanganan Covid-19 selama bulan Ramadhan ini di dukung penuh warga, sehingga penanganan lebih maksimal.

Erna meminta masyarakat untuk bersama bersikap positip dan membuka hati mengenai kondisi saat ini. Petugas yang memakai APD lengkap mereka jauh dari keluarga menjadi garda terdepan.

“Untuk kondisi yang di karantina, makan mereka di jamin, dokter dan perawat ada, kalau ada kekurangan sebaiknya dilaporkan,” katanya.

Dia mengungkapkan, warga yang dikarantina disedikan beragam fasilitas, hingga galon air minum. “Mereka para petugas siang malam bekerja demi menjaga keselamatan kita bersama,”ungkapnya.

Sementara Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid19 Kecamatan Lumbir dr. Mahar Barlian mengimbau agar semua pihak terutama pihak keluarga warga yang menjalani karantina agar terus mendukung.

“Mereka semua sehat, tetapi untuk kepentingan keluarga dekat, tetangga dan masyarakat luas, mereka harus bersedia di karantina. Mereka rela demi kepentingan orang banyak jangan sampai mereka di kucilkan,” ucapnya.

Mahar juga menjelaskan, Jika mereka sukses menjalani karantina hingga selesai. Berarti pengorbanan yang bersangkutan dan pihak keluarga tidak sia-sia. ”

Biaya yang dikeluarkan Pemerintah harus memiliki manfaat yang setinggi tingginya. Jadi ini untuk kepentingan bersama, jika sudah 14 hari mereka sehat langsung di pulangkan,”katanya.

Perempuan penghuni karantina, Srifatul Lutfiah (20 tahun) yang baru saja mudik dari Jakarta mengungkapkan alasanya ketika harus pulang kampung. Menurutnya selama masa PSBB di Jakarta aktifitas pekerjaan dihentikan. Bila tidak pulang kampung biaya hidup di Jakarta mahal dan ditanggung sendiri.

"Saya terpaksa pulang kampung dulu, karena saat ini Jakarta berlaku PSBB. sedang biaya hidup makan dan lain lain bisa lebih dari 50 ribu, belum bayar kontrakan, daripada pusing lebih baik pulang kampung," katanya.

Selama masa karantina di Desa Besuki, Srifatul justru merasa bahagia karena selama karantina Ia dan penghuni lainnya mendapat pelayanan yang sangat baik dari petugas.

Dari pola makan selama bulan Ramadhan yang diberi jatah makan saat sahur dan buka puasa dengan menu yang bervariasi. "Untuk kebutuhan gizi diperhatikan sama petugas," Tambah Srifatul.(*)