74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark
"/>

SMK Maarif Wangon Gelar Penyelarasan Kurikulum


Foto: Imam/maarif wangon
WANGON - Minimnya kurikulum yang selaras dengan kebutuhan industri nasional menjadikan banyak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) belum terserap secara maksimal. Sehingga SMK Maarif NU 1 Wangon melakukan agenda kegiatan penyelarasan kurikulum, Rabu (13/11).

Menurut Kepala SMK Maarif NU 1 Wangon Mukhtarom menjelaskan bahwa penyelarasan kurikulum agar pembelajaran di SMK agar sejajar dengan dunia industri, sehingga ketika para siswa telah lulus mampu dan terserap. "Jadi para siswa tidak kaget ketika masuk kedalam dunia industri, karena telah dibekali dengan penyelarasan kurikulum,"katanya.

Ditambahkan penyelarasan ini juga merupakan rencana strategis pengembangan revitalisasi SMK di Jawa Tengah  2019 yang mentargetkan adanya penguatan pasca sekolah. Kemudian lainya adalah percepatan kemampuan, karena era sekarang telah menggunakan teknologi digital. " Jadi ini meneruskan program revitalisasi SMK di seluruh Jawa Tengah baik soal pembelajaran,sistem tugas telah memasuki teknologi digital,"katanya.

Selain para siswa SMK kegiatan tersebut juga dihadiri perwakilan dari pemerintah, praktisi industri skala nasional yang tak hanya siap untuk transfer ilmu tapi juga kerjasama yang saling menguntungkan industri, sekolah, serta siswa. "Sehingga dengan adanya penyelarasan kurikulum diharapkan banyak siswa lulusan SMK khususnya dari SMK Maarif NU 1 Wangon banyak yang terserap."Katanya.

Sementara itu, Menurut Kepala Kejuruan melalui Guru Teknik Doni Dwi Prasetyo bahwa jumlah industri dengan lulusan belum sebanding sehingga mereka harus bersaing dengan ratusan bahkan ribuan lulusan untuk dapat langsung berkiprah di dunia industri. " Karena saking banyaknya para lulusan SMK tiap tahunnnya mereka harus siap dan bisa menghadapi dunia industri, sehingga para siswa SMK selalu di bekali dengan dunia usaha selama menempuh pendidikan,"katanya.

"Penyelarasan kurikulum perlu dilakukan sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar yang dalam hal ini industri. Sehingga memiliki kompetensi yang memang dibutuhkan pasar,"tambahnya.

Doni menambahkan bahwa saat ini secara umum lulusan SMK baru terserap di industri nasional prosentasenya masih cukup kecil. Yakni, hanya beberapa persen saja.  "Kurikulum yang terintegrasi dengan industri nasional diharapkan mampu menyerap hingga 60 persen lulusan SMK  dan sekitarnya, "katanya.(*)

 
Posting Komentar

Posting Komentar

close
close